iklan 1

Klik iklan ini unk donasi blog ini

Home » » RAJA-RAJA YANG PERNAH BERKUASA DI KERAJAAN AMARASI EDISI 2

RAJA-RAJA YANG PERNAH BERKUASA DI KERAJAAN AMARASI EDISI 2



Raja Nisim Mnatu/Ishak Koroh  bersama permaisuri
5. Fo Rasi (1688-1703)
  • Fo Rasi adalah anak Nafi Rasi, ia dikisahkan bermukim di Ruanteuf atau tepatnya Retraen (Sonaf Retraen saat ini) dan tidak seperti pendahulunya yg tinggal di Buraen. Alasan tinggal di Ruanteuf oleh karena alasan keamanan semata-mata bahkan sempat juga berpindah tempat pada kawasan yang sukar di jangkau oleh siapapun kecuali oleh para Meo, orang kepercayaan dan panglima perangnya.Beberapa penutur mengisahkan kalau Fo Rasi pada pagi hari tidak berada di Sonaf Ruanteuf kecuali malam hari.Pada bagian inilah bisa ditelusuri keberadaan suku Keo di Oe Baki yang juga membantu Fo Rasi dan sekaligus menjaga wilayah lapis kedua dari Eno Kona dan sempat menyinggung Sonaf Kiku. Akan tetapi perlu penelusuran lebih mendalam melalui para penutur tetua adat Amarasi.
6. Tus Rasi (1703-1714)
  • Tus Rasi kembali disebut memerintah kembali Amarasi untuk kedua kalinya dan bermukim di Ruan Teuf
6. Muni Rasi (1714)
  • arena Muni Rasi bermukim di Ruan Teuf sedangkan pada bagian barat Teunraen masih ada dalam penjagaan para Meo dan panglima perang, itulah sebabnya Meo Foni berada pada garis tengah antara Teunraen dan Ruanteuf. Peperangan sporadis masih saja terjadi antara Belanda dan Amarasi sehingga kalau kita telusuri sejarah Amarasi melalui penggalan cerita Margraini dan De Nijs Bik pergantian Raja terus di lakukan hanya karena peperangan yang terjadi terus menerus bahkan jika dihitung, maka setelah 100 tahun lebih sejak Belanda memasuki Kupang barulah bisa menaklukan Amarasi.
8. Nai Soti.....Fo Rasi...? (1714-1749)
  • Pada bagian ini disebutkan kalau Nai Soti yang berkuasa tetapi pada catatan lain bahwa yg berkuasa adalah Fo Rasi berkuasa lagi pada masa tuanya apalagi pada waktu itu Belanda secara terang-terangan memobilisasi pasukan lokal secara besar-besaran untuk menyerang Amarasi secara penuh.Pada sisi lain di dalam kerajaan Amarasi sendiri terjadi pemberontakan sehingga kuat dugaan bahwa Fo Rasi diangkat kembali utk bisa mempersatukan kerajaan Amarasi pasca berakhirnya Raja Muni Rasi yang penuh gejolak. Sedangkan pada pihak lain ada yang menunjuk Nai Soti sebagai Raja baru.Secara keseluruhan, kekuatan Belanda terus bertambah karena banyak didukung pasukan lokal yg didatangkan dr Rote dan sabu, walaupun demikian Belanda tidak pernah bisa masuk dalam wilayah Amarasi karena sepanjang sejarah pendudukan Belanda, pasukan Amarasi yang selalu maju menyerang Belanda di kota Kupang saat ini.Dan peristiwa paling bersejarah yaitu ketika Fo Rasi mangkat dan kemudian diganti oleh Esu Rasi tahun 1752.
9. Esu Rasi (1749-1752)
  • Esu Rasi adalah putera dari Fo Rasi yang menggantikan ayahnya. Pada tahun l749 raja Amarasi yaitu Esu Rasi dan semua panglima perang beserta Raja Amfoang dan Amanuban dari pedalaman Timor, sambil bersekutu dengan Portugis Hitam dibawah pimpinan Letnan Jederal Gasper da Costa menyerang Belanda di Kupang.Pasukan ini yang berkekuatan sekitar 40.000 orang di musnakan dalam pertempuran di Penfui (kini menjadi Bandara Udara El Tari Kupang) oleh Belanda di bawah komando Kapten Mardijker Frans Mone Kana.Ia dibantu oleh Maredijkers dari Solor, Rote, Sabu, dan orang-orang Timor dari ke-5 kerajaan sekitar Kupang.Dengan kekalahan total ini berakhirlah kekuasaan Portugis Hitam di bagian daratan selatan pulau Timor yaitu Amarasi.Raja Amarasi, Esu Rasi ditangkap dan dipenjarakan di Kupang. Sekembalinya ke Amarasi, raja ini tetap membangkang dan tetap bermusuhan dengan Belanda.Dan tahun l752 Belanda sekali lagi menyerang dan menundukkan Amarasi di Banteo atau Pahluman. Bagian kerajaan yang diperolehnya dari raja Helong, dirampas kembali oleh Belanda dan dibagi-bagikan kepada keempat raja yang baru, di sekitar Kupang, yang tetap setia kepadanya.Esu Rasi sekali lagi ditangkap dan dipenggal kepalanya oleh belanda, jenasahnya kemudian diambil oleh Raja Nisnoni dan dikuburkan di Bakunase sebagaimana dikisahkan oleh cucu Raja Nisnoni yaitu Alfons Nisnoni.Sebagai rasa terima kasih kepada Raja Kupang yaitu Nisnoni, maka kerajaan Amarasi memberikan sebidang tanah meliputi Saha yaitu perbatasan kerajaan Amarasi dan kerajaan Kupang yg ada hingga hari ini.
10. Kiri Rasi atau Baki Ktuta (1752-1774)
  • Dengan takluknya Amarasi, maka banyak panglima perang dan yang memberontak ditangkap sebagian dipenjarakan di Kupang tetapi ada yang dibuang ke Rote dan pulauJawa.Sedangkan rakyat biasa dipekerjakan sebagai pekerja rodi dengan membakar bata merah dengan istilah "Corvee", suatu pekerjaan yang menyiksa dan tidak sedikit yang meninggal dunia Mamar dan kebun-kebun di Amarasi dibakar oleh Belanda dan kaki tangannya, para pembakang ditangkap dan menjadi santapan buaya dekat teluk Kupang.Tidak terkecuali ibu-ibu dan anak-anak diikutkan dalam kerja paksa ini.Pada waktu sekembalinya ibu-ibu dan anak-anak mereka yg dibebaskan kembali ke Amarasi, konon mereka diperiksa secara ketat di pos terakhir Belanda yang terletak di Sikumana sehingga sebutan Sikumana karena para nenek tua disingkap kain mereka untuk diperiksa apakah membawa sesuatu ataukah tidak.Kaum laki-laki tidak ada satupun yang dijinkan pulang,bahkan mereka konon ditampung dipenjara terbuka di pasir panjang dan kelapa lima.Sedangkan Kae Me'u adalah tempat istirahat di mana anak-anak laki-laki yang berumur belasan tahun diizinkan pulang ke kampung masing-masing di Amarasi untuk membangun pondok sedangkan nenek-nenek dan anak-anak perempuan tinggal di Kaeme'u menunggu anak-anak atau cucu mereka laki-laki yang akan kembali menjemput mereka sekembalinya dari membuat pondok di kampung masing-masing di Amarasi.Sekembalinya anak-anak dari membuat pondong, banyak saudara perempuan mereka yang telah menikah dengan penduduk disekitar Kaeme'u. Sehingga perpisahan pada waktu bulan purnama ketika saudara mereka dan nenek-nenek mereka kembali ke Amarasi, mereka menangis bersama-sama pada malam bulan purnama sebagai tanda perpisahan karena saudara perempuan mereka yg telah menikah tidak bisa ikut ke Amarasi. Itulah sebabnya tempat itu diberi nama Kae Me'u yaitu menangis di saat bulan terang/purnama.
11. Muni Rasi atau Tobe Smara (1774-1802)
  • Baki Ktuta dan Muni Rasi masih menetap di Ruan Teuf yaitu Retraen dan Buraen.
12. Koroh Rasi atau Tob Mnon (1802-1803)
  • Koro Rasi masih bermukim di Ruan Teuf akan tetapi terjadi gejolak oleh karena campur tangan belanda dan perselisihan di dalam istana yang makin memanas sehingga kemudian terjadi pergantian kekuasaan dengan Muni Obe yang juga tidak berlangsung lama.
13. Muni Obe (1803)
  • Raja yang berkuasa pada saat itu apabila tidak tunduk kepada Belanda, maka akan disingkirkan dan diganti dengan Raja yang bisa diatur oleh Belanda.
13. Tefa Koroh (1803-1832)
14. Kefi Rasi atau Koroh Kefi atau Tobe Mnatu (1832-1853)
  • Tahun 1832 ketika Kefi Rasi dinobatkan menjdi raja di Amarasi, beliau mendirikan sonafnya di sekitar pasar baun saat ini.Di atas sonafnya itu dibuat sebuah lambang dari kayu/papan menyerupai burung merpati dan sejak saat itu, beliau digelari Kefi Koroh. Selanjutnya raja² berikut yg memerintah di Amarasi selalu menggunakan Koroh pada belakang nama mereka dan keturunan raja selanjutnya memakai sebutan Koroh sebagai marga.
15. Obe Koroh (1853-1871)
  • Obe Koroh adalah keponakan Kefi Rasi
16. Rasi Koroh (1872-1887)
  • Rasi Koroh adalah keponakan Obe Koroh
17. Taku Obe (1888-1891)
  • Taku Obe adalah anak dari Obe Koroh
18. Rasi Koroh kedua kalinya, (1892-1914)
19. Ishak Koroh (1914-1923)
  • Ishak Koroh memiliki gelar Nisim mnatu yang adalah kakak dari Rasi Koroh. Dialah yang memperkenalkan pola tanam di Amarasi.
20. Alexander Koroh cucu Rasi Koroh (1923-1925)
  • Alexander Koroh dipecat oleh belanda sehingga kemudian Hendrik Arnold Koroh kakaknya dipanggil pulang dari Jogjakarta saat masih menuntut ilmu untuk pulang menggantikan kedudukan adiknya sebagai raja Amarasi.
21. Hendrik Arnold Koroh kakak Alexander Koroh (1925-1955)
  • Masa pemerintahannya bersamaan dgn situasi revolusi kemerdekaan. Ia mengambil peran cukup penting sebagai ketua dewan raja2 sedaratan Timor, menjadi anggota DPR Sunda Kecil yg berkedudukan di Denpasar Bali. Menjadi Bupati Timor pertama atas pilihan raja2 Timor, karena raja2 Timor melebur dlm NKRI secara de yure tetapi secara de facto, raja2 Timor masih berkuasa pasa masa itu.
22. Viktor Hendrik Rasiam Koroh (1951-1962)
  • Ia meneruskan masa transisi sebagai raja beberapa tahun menggantikan ayahnya. Kemudian penyesuaian dari kerajaan menjadi kecamatan dan beliau menjadi camat Amarasi pertama yang berkedudukan di Oekabiti.

0 comments:

Klik gambar profil penulis

Klik gambar profil penulis
Meidelzed Adolof Amtiran

Popular Posts