iklan 1

Klik iklan ini unk donasi blog ini

Home » » RAJA-RAJA YANG PERNAH BERKUASA DI KERAJAAN AMARASI EDISI 1

RAJA-RAJA YANG PERNAH BERKUASA DI KERAJAAN AMARASI EDISI 1


Raja Terakhir Amarasi Uispah Viktor H.R Koroh (Tengah),Usif Robi Koroh bersama istri (Kiri),Usif Apri Koroh bersama istri (kanan)
Sebelum Dinasti Nai Rasi Uf berkuasa di Amarasi, ada satu Dinasti yang berkuasa terlebih dahulu di wilayah sekitar Teunbaun atau Amarasi bagian barat yaitu Dinasti Bureni.
A. Berikut silsilah Dinasti Bureni
1. Bureni Natu Taek
  • Dialah penguasa pertama di Amarasi yang memiliki 4 orang anak laki-laki mungkin juga anak perempuan tetapi tidak disebutkan. Nama anak-anaknya, al; Natu Bureni, Bessi Taek, Nuba Taek dan Abe Taek
2. Natu Bureni
  • Dialah yang mengantikan ayahnya Natu Taek menjadi raja pada masanya
3. Teuf Bureni (....- 1615)
  • Teuf Bureni adalah anak dari Natu Bureni yang mengantikan ayahnya. Pada masa pemerintahan Raja Teuf Bureni inilah datang rombongan Nai Rasi Uf/Nai Rasi atau yang juga disebut Rais Jam dari Wehali sehingga kemudian terjadi pertempuran sengit antara Nai Rasi Uf dan Teuf Bureni dan rakyatnya.Nai Rasi Uf memiliki beberapa panglima perang yang turut mengambil bagian dalam petempuran tersebut. Salah satu panglima perang (Meo) yang disebut dalam pertempuran itu yang dicatat dalam dokumen Cina adalah Meo Omek Foni.
  • Dalam pertempuran tersebut Dinasti Bureni akhirnya dapat ditaklukan, hal mana dibuktikan dengan adanya Fatu Bureni yaitu tempat yang mungkin sebagai benteng pertahanan atau istana raja pada saat itu.Dari catatan ini dapat kita ketahui bahwa penguasa Amarasi yang terlebih dahulu mendiami Amarasi adalah suku Bureni yang kemudian diambil alih oleh Dinasti Nai Rasi Uf/Nai Rasi.Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa sejarah Amarasi pernah dikuasai oleh dua dinasti pemerintahan yaitu Dinasti Bureni dan Dinasti Nai Rasi Uf atau Koroh mulai disebut pada Tahun 1832 yang akan di jelaskan di bawah ini.
B. Dinasti Nai Rasi Uf
1. Nai Rasi Uf/Nai Rasi/Rais Jam (1620-1639)
  • Dialah yang beserta rombongannya menaklukan dinasti Bureni dan suku-suku lain di Amarasi bahkan sekaligus berhasil mempersatukan mereka di bawah kekuasaannya. Peperangan dengan suku Bureni dan suku-suku kecil di sekitar Amarasi menyebabkan kekuasaan Nai Rasi sangat kuat dengan sistem pemerintahan dibawah kendali para panglima perangnya yang kemudian menduduki wilayah dan mengatur dengan koordinasi atau petunjuk Nai Rasi Uf.
2. Nafi Rasi adalah putera dari Nai Rasi Uf (1639-1665)
  • Jika anda membaca catatan Belanda atau Portugis maka nama yg dimunculkan sebagai raja Amarasi adalah Dom/Raja Antonio de Hornay. Mengapa hal itu terjadi? Karena itulah politik dominasi untuk menunjukkan daerah kekuasaan sehingga Belanda tidak memiliki akses untuk memasuki Amarasi pada waktu itu dan hal itu terbukti dan didukung oleh penguasa Amarasi saat itu. Dom Antonio Hornay adalah pemimpin Portugis yang setingkat gubernur wilayah dan dialah yg berhadapan dengan belanda dalam urusan diplomasi, jadi hanya sebagai raja bayangan Amarasi, demikian juga pemimpin Portugis selanjutnya seperri Dom Thomas dan seterusnya. Hubungan Portugis dan Amarasi adalah murni hubungan dagang bukan karena invasi/daerah jajahan sebagaimana yang diterapkan oleh Belanda. Itulah sebabnya Amarasi adalah daerah yg menjadi pertahanan Portugis, tidak seperti 5 kerajaan lain yang ada di seputaran Kupang yang menandatangani kontrak kerja sama dengan Belanda tahun (1654-1655), yaitu;
  • Kerajaan Helong
  • Kejaraan Sonbay kecil
  • Kerajaan Amabi
  • Kerajaan Taebenu
  • Kerajaan Amfoang 

  • Pada tahun 1653 Belanda sudah menguasai Kupang dan selanjutnya berusaha memasuki Amarasi tetapi sangat sulit dikarenakan kekuatan pasukan Amarasi yang dimobilisasi oleh para Meo dan hulubalang serta disokong Portugis. Raja Amarasi yang kian hari kian menjadi kuat, tetap memusuhi Belanda dan senantiasa mengganggu kedudukan Belanda di Kupang. Ia memperluas kerajaannya dengan menduduki wilayah Kupang, sehingga raja Kupang tinggal memiliki sebidang tanah kecil untuk tempat kediamannya sementara itu Portugis dan Belanda tidak pernah sepakat dan terus bertikai dengan melibatkan raja-raja di sekitar Kupang. Dalam tahun l656 Belanda mengirim suatu expedisi untuk menyerang Amarasi, tetapi gagal. Tentara Belanda dipukul mundur dan markas Belanda di Kupang diserang terus menerus. Serangan Amarasi itu dibantu pula oleh serangan Sonbai dari Utara menyebabkan Belanda pada waktu itu mempertimbangkan untuk memindahkan benteng pertahanannya ke-pulau Rote, tetapi hal itu tidak pernah dilaksanakan. Tahun 1656 pertempuran paling fenomenal yang dicatat secara lengkap di mana belanda dipimpin oleh Jenderal yang sangat terkenal Arnold de Vlamingh Van Oudtshoorn bersama 800 pasukannya yang bersenjata lengkap ditambah pasukan lokal dari Rote, Sabu dan Solor tetapi berhasil dipukul mundur oleh pasukan gerilya dari Amarasi yang didukung Portugis dengan kedua pemimpin mereka Antonio de Hornay dan Mattheus da Costa. Dalam pertempuran ini belanda kehilangan 170 pasukan ditambah pasukan lokal yang juga tewas dalam pertempuran tersebut. Dikisahkan bahwa dalam pertempuran tersebut banyak terjadi peristiwa gaib berupa penampakan sosok-sosok misterius entah kuasa gelap ataukah campur tangan Tuhan. Kekalahan Belanda tersebut sangat memalukan karena Jenderal yang sangat hebat akhirnya harus melarikan diri dan kemudian dipindahkan ke Batavia atau Jakarta saat ini.
3. Tus Rasi (1665-1678)
  • Melewati masa-masa yang berat dan melelahkan akhirnya Nafi Rasi meninggal mendadak pada bulan september 1665 sebagaimana diungkapkan dalam cacatan Cina sehingga ia kemudian digantikan oleh Tus Rasi keponakannya yang ditulis juga oleh Opperhoofd Van Wijckershoof dalam catatannya. Kepemimpinan Tus Rasi yang masih muda melewati masa yang tenang pasca kekalahan belanda sehinga tidak ada gangguan berarti walaupun Belanda terus menyusun strategi untuk bisa mengalahkan kerajaan Amarasi. Dan pergantian ini tidak diperkirakan sebelumnya karena kematian mendadak Nafi Rasi. Diperkirakan kalau Tus Rasi bermukim di Buraen tepatnya pesisir pantai bersama-sama hulubalang (Meo) dan pasukan Portugis. Belakangan tempat ini disebut Tasi Nono yang dipercayakan pengawasannya kepada Tinenti-Passu. Panglima Ataupah dan Abineno ditugaskan menjaga Eno Kona yaitu pintu masuk dari Babau yaitu perkebunan Belanda saat itu. Dan Eno Kona dikemudian hari dikenal sebagai Oekabiti dan sekitarnya sedangkan Tasi Nono dikenal saat ini yaitu Buraen dengan dua wilayah lainnya yang disebut Teun Raen (Buraen, Sonraen dan Retraen). Sedangkan keturunan panglima perang Meo Omek Foni dan keturunannya ditugaskan mengawal Raja kemanapun ia pergi dan tempat tinggalnya tidak jauh dari kediaman raja bersama fetor Tinenti.
4. Nai Sif Rasi/Nai Siney (1678-1688)
  • Dalam catatan Cina, Nai Sif Rasi bermarga Amtiran yang memiliki seorang puteri bernama Bi Rasi tetapi mungkin juga ada seorang putera tetapi dibunuh oleh Belanda bernama Manubait. Bi Rasi Menikah dengan Am Re'u yang kemungkinan berasal dari bangsawan Helong di Semau. Kisahnya akan disampaikan nanti. Akan tetapi ada cacatan buram yang agak sulit diterjemahkan yang mencacat sebab musabab terjadi pertempuran Sif Rasi dengan Belanda karena putera Sif Rasi yang bernama Manubait dibunuh oleh Belanda dalam sebuah taktik licik sehingga Sif Rasi turun lansung dalam pertempuran di sekitar benteng Fort Concordia. Sif Rasi ini dikenal karena kemampuan komunikasi yang baik sehingga ia dapat merangkul suku-suku yang ada di Amarasi terutama Amarasi bagian Barat dan dikisahkan kalau ia bermukim di sekitar Oesain dan Buraen yang dikawal panglima perang Natu Otemusu dan Tinenti saudara-saudaranya yang berjaga-jaga sepanjang Teunraen sampai Oesain bahkan Sif Rasi dan Tus Rasi juga sempat bermukim di Buraen dekat daerah pesisir pantai Pe'o. Ia bersama-sama hulubalang dan panglima perang yaitu Tnunay dan Soreninu mempertahankan kedudukan di Buraen diakibatkan taktik Belanda memakai orang-orang lokal untuk mengetahui kekuatan Raja Amarasi. Dan karena mengantisipasi serbuan Belanda yang sewaktu-waktu bisa terjadi sehingga Raja Amarasi tidak menetap di daerah Teunraen yang dekat dengan Kupang. Suku Tnunay dan Soreninu yang dikemudian hari tetap berjaga-jaga dan kemudian menetap di Buraen dan memang suku inilah yg sebelumnya berkuasa di wilayah ini sehingga kita dapat melihat sampai hari ini marga Tnunay dan Soreninu ada di Buraen. Banyak tentara Topas atau Portugis hitam juga ada diseputaran Pe'o yang juga terus membangun kontak dengan Natu Otemusu di sekitar Oesain dan Ataupah di Eno Kona Oekabiti karena Belanda mulai memasang "pagar hidup" yaitu tentara lokal yang di datangkan dari Rote dan Sabu yang disebar dari pesisir pantai Oepaha sampai Atapupu. Sif Rasi mengawali kekuasaannya pada saat kembali terjadi ketegangan dengan VOC karena Belanda berusaha memasuki Amarasi sehingga terjadi pertempuran berulang kali dan pasukan Amarasi tidak tanggung-tanggung dengan berani merangsek masuk sampai depan benteng Concordia tepatnya di atas Fatufeto. Raja Amarasi masih disokong oleh Portugis apalagi melewati kemenangan gemilang sebelumnya sehingga pasukan Amarasi tidak gentar menghadapi Belanda. Bahkan dalam pertempuran kali ini pasukan Amarasi dipimpin langsung oleh raja Sif Rasi yang ikut bermalam di seputaran Fatufeto. Tetapi dalam sebuah pertempuran raja Sif Rasi ditembak pada bagian kakinya sehingga ia ditandu dan dibawa pulang ke Amarasi. Pada tahun yang sama 1678 Bi Rasi dan suaminya Am Re'u ingin mengunjungi Semau dalam suatu urusan tetapi kemudian mereka ditangkap oleh Belanda dan ditawan di Lifau Kupang karena penghianatan beberapa orang yg dapat disuap Belanda. Rupanya Belanda memanfaatkan situasi ini untuk menekan dan membujuk raja Amarasi untuk bekerja sama tetapi ternyata tidak berhasil. Dengan berjalannya waktu dan perundingan yang alot, akhirnya dengan penuh keberanian PanglimaTinenti yang berpangkat letnan menghadap Belanda membawa surat yg dikonsep oleh Portugis atas saran dari Sif Rasi untuk membebaskan puterinya dengan jaminan 10 orang Amarasi berpengaruh pada saat itu. Sehingga walaupun menunggu cukup lama, maka pada tahun 1701 barulah Bi Rasi dan suaminya dibebaskan kembali ke Amarasi dengan kaki dirantai.


Ingin tau kelanjutan ceritanya,silahkan klik disini   E D I S I   2 

Mohon di klik  iklan di blog ini sebagai donasi untuk pengembangan blog ini.terima kasih..

0 comments:

Klik gambar profil penulis

Klik gambar profil penulis
Meidelzed Adolof Amtiran

Popular Posts